keindahan

keindahan

Minggu, 17 Oktober 2010

IDENTIFIKASI PEMBELI


Bab I
Pendahulan

A.   Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman yang kian pesat dan  dengan majunya seluruh bidang kehidupan memaksa kita untuk berkembang pula dalam hal wirausaha. Dahulu orang yang ingin berwirausaha tanpa harus mempelajari bagaimana dia mencari pembeli hingga menciptakan pelanggan yang setia pada produk yang dihasilkannya.

Namun, sekarang ini semuanya telah mengalami perkembangan. Para wiraniaga ini harus mengetahui tentang karakteristik ataupun profil dari setiap pembelinya. Hal ini dimaksudkan agar strategi penjualan tepat sasaran. Dan perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang lebih.

Oleh sebab itulah, kelompok kami mencoba membahas tentang identifikasi pembeli dan segala hal yang berhubungan dengan hal tersebut.


B.   Perumusan Masalah

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka tim penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1.    Siapakah Calon pembeli/ pasar?
2.    Bagaimana segmentasi dapat mengidentifikasi pasar?
3.    Bagaimana profil calon Pembeli?
4.    Apa yang dimaksud analisis transaksional serta kondisi yang mempengaruhinya?


C.   Tujuan Permasalahan

Tujuan permasalahan ini secara umum adalah untuk:

1.    Memahami pengertian Calon pembeli pasar.
2.    Mengetahui jenis – jenis calon pembeli atau pasar.
3.    Mengetahui sejauh mana segmentasi mempengaruhi dalam identifikasi pasar.
4.    Mengetahui profil dan karakter dari calon pembeli.
5.    Memahami analisis transaksional serta kondisi yang mempengaruhinya.























Bab II
Pembahasan


A.          Siapakah Calon Pembeli/Pasar
Konsep pertukaran mengarah pada konsep pasar. Pasar adalah semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan dan keinginan tertentu yang sama, yang mungkin bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan itu. Ukuran pasar tergantung pada jumlah orang yang menunjukkan kebutuhan dan keinginan, memiliki sumber daya yang menarik pihak lain, serta bersedia dan mampu menawarkan sumber daya ini untuk ditukar dengan apa yang mereka diinginkan.
Awal pemikiran sebuah pasar adalah tempat di mana pembeli dan penjual berkumpul untuk mempertukarkan barang, misalnya alun-alun suatu daerah. Ekonom menggunakan istilah tersebut untuk mengacu pada sekumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi atas produk atau kelas produk tertentu, maka muncullah istilah pasar perumahan, pasar gabah, dan lain-lain. Namun, pemasar memandang penjual sebagai industri dan pembeli sebagai pasar.
Penjual dan pembeli dihubungkan oleh empat alur. Penjual memberikan barang atau jasa dan komunikasi (promosi) kepada pasar dan sebagai imbalannya penjual menerima uang dan informasi (sikap, data penjualan, dan sebagainya). Lingkaran paling dalam memperlihatkan suatu pertukaran uang dengan barang atau jasa, sedangkan lingkaran luar menunjukkan pertukaran informasi.
Sebagian besar orang bisnis menggunakan istilah pasar secara informal untuk mencakup beragam pengelompokan pelanggan. Mereka membicarakan tentang pasar kebutuhan (seperti pasar pencari diet), pasar produk (seperti pasar sepatu), pasar demografis (seperti pasar remaja), dan pasar geografis (seperti pasar Asia). Atau mereka memperluas konsep tersebut agar mencakup pengelompokan non-pelanggan, seperti pasar pemberi suara, pasar tenaga kerja, dan pasar pemberi sumbangan.
Seluruh perekonomian modern berdesak-desakan dalam pasar. Pada dasarnya, perusahaan manufaktur pergi ke pasar sumber daya (pasar bahan baku, pasar tenaga kerja, pasar uang, dan sebagainya), membeli sumber daya dan mengubahnya menjadi barang dan jasa, dan menjual produk jadi tersebut kepada para perantara, yang kemudian menjualnya kembali kepada konsumen.
Konsumen menjual tenaga mereka, dan menerima uang yang kemudian mereka gunakan untuk membayar barang dan jasa yang mereka beli. Pemerintah menggunakan pendapatan pajak untuk membeli barang dari pasar sumber daya, pasar perusahaan manufaktur, dan pasar perantara, lalu menggunakan barang dan jasa ini untuk memberikan pelayanan pada masyarakat.
Setiap perekonomian negara dan perekonomian dunia secara keseluruhan terdiri dari kumpulan pasar yang rumit dan saling berinteraksi yang dihubungkan melalui proses pertukaran.

·         Pemasar dan Calon Pembeli
Konsep pasar membawa kita kembali kepada konsep business>pemasaran. Pemasaran berarti bekerja dengan pasar untuk mewujudkan transaksi potensial guna memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.
Jika satu pihak lebih aktif mencari pertukaran daripada pihak lain, dinamakan pihak pertama sebagai pemasar dan pihak kedua sebagai pembeli. Pemasar adalah seseorang yang mencari satu atau lebih calon pembeli yang akan terlibat dalam pertukaran nilai. Calon pembeli adalah seseorang yang diidentifikasi oleh pemasar sebagai orang yang mungkin bersedia dan mampu terlibat dalam pertukaran nilai.
Pemasar dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual. Sebagai contoh, beberapa orang ingin membeli sebidang tanah yang akan dijual. Tiap calon pembeli akan berusaha memasarkan diri mereka kepada penjual. Pembeli-pembeli ini sesungguhnya sedang melakukan pemasaran. Dalam situasi di mana kedua belah pihak secara aktif mencari pertukaran, keduanya adalah pemasar, dan situasi tersebut merupakan salah satu pemasaran timbal balik.
Dalam setiap strategi penjualan, penjual perlu memperhatikan tiga calon pembeli utama, yaitu:
1.    Calon pemakai (prospective user)
2.    Calon pengambil (prospective decider)
3.    Calon pembeli (prospective buyer)
B.  Segmentasi dalam Identifikasi Pasar 
Segmentasi pasar dapat di artikan sebagai suatu proses menggolong-golong kan pasar yang dari yang bersifat heterogin ( ke dalam satuan-satuan) atau segmen yang bersifat homogin untuk suatu produk.
Salah satu cara untuk mengukur pasar adalah mengidentifikasi segmen piihan. Kita akan mengambil contoh kasus pembeli es terhadap rasa coklat dan rasa strawbery dan 3 pola berbeda bisa muncul.
1.    Kelebihsukaan Homogen


                     Rasa strawbery


                                   Rasa coklat
menunjukkan pasar dimana kelebihsukaan semua konsumen hampir sama. Di sini kita akan memprediksi bahwa merek-merek yang ada akan serupa dan berkerumun di sekitar skala menengah, baik rasa coklat dan strawbery.

2.    Kelebihsukaan tersebar ( heterogin)

 



Rasa strawbery



Rasa coklat

Ini mengindikasikan bahwa kelebihsukaan konsumen itu sangat bervariasi. Merk pertama yang memasuki pasar kemungkinan memposisikan diri nya agar menarik paling banyak orang. Pesaing ke dua dapat berlokasi di pojok untuk menarik kelompok pelanggan yang tidak puas dengan merk pertama.







3.    Kelebihsukaan berkelompok
 




Rasa strawbery



Rasa coklat
Pasar ini menyingkapkan kelompok kelebihsukaan yang jelas. Bagi perusahaan yang ingin memasuki pasar , ia harus dapat memilih segmen mana yang akan di masuki atau ia mungkin mengembangkan beberapa merk untuk mengambil masing-masing posisi di segmen yang berbeda.





Alasan yang dapat di kemukakan tentang penting nya mengadakan segmentasi pasar, yaitu
·         Pasar bersifat dinamis, tidak statis
·         Pasar untuk suatu produk berubah sesuai dengan siklus kehidupan produk tersebut, dari tahap perkenalan sampai tahap penurunan
Untuk mengadakan segmentasi pasar dapat di tempuh beberapa cara yang berbeda. Metode juga dapat berbeda-beda bila di terapkan dari suatu produk ke produk yang lain nya. Cara dalam mengadakan segmentasi pasar adalah dengan membagi pasar menurut faktor-faktor, yaitu :
1)    Faktor Geografis
Pembagian pasar menjadi unit-unit geografis yang berbeda, seperti daerah sejuk atau panas, daerah pegunungan atau pantai, daerah perkotaan atau pedesaan, daerah banyak hujan atau kering. Perusahaan dapat memutuskan untuk beroperasi dalam satu atau sedikit wilayah geografis atau beroperasi dalam seluruh wilayah, tetapi memberikan perhatian pada perbedaan lokal. Contoh nya, hotel di timur laut AS lebih nyaman dan lebih kosmopolitan, sedangkan hotel di barat laut lebih kasar. Pengecer besar seperti Wal-Mart bahkan menyediakan produk yang cocok dengan masyarakat lokal dimana toko tersebut berada.
2)    Faktor demografis
Variabel-variabel demografis merupakan dasar yang paling popular untuk membedakan kelompok pelanggan. Salah satu alasan nya adalah keinginan, kesukaan, dan tingkat pemakaian konsumen sering berhubungan dengan variabel demografis. Variabel tersebut, antara lain
·         Usia
Keinginan dan kemampuan konsumen berubah sejalan dengan usia. Contoh, merk pasta gigi Crest & Colgate menawarkan tiga lini utama produk untuk membidik konsumen anak-anak, dewasa, dan orang tua. Pampers membagikan pasar nya menjadi prakelahiran, kelahiran baru ( 0-1 bulan), bayi ( 2-5 bulan), cruiser ( 6-12bulan), belajar jalan ( 13-18 bulan ), penjelajah ( 19-23 bulan ) dan prasekolah ( 24 bulan + )
·         Jenis Kelamin
Pria dan wanita cenderung memiliki orientasi sikap dan perilaku yang berbeda, sebagian di dasarkan pada unsur genetik dan sebagian pada praktik sosialisasi. Diferensiasi menurut jenis kelamin telah lama di terapkan dalam pakaian, penataan rambut, kosmetik, dan majalah. Contoh perusahaan yang menerapkan diferensiasi terhadap produk mereka, antara lain Biore, vaselin, adidas, nike, zara, dll.
3)    Faktor penghasilan
Semakin meningkat nya penghasilan, maka konsumen itu akan beralih ke produk-produk premium dan begitu juga sebaliknya. Segmentasi menurut penghasilan merupakan praktik lain yang bertahan lama dalam jenis-jenis barang dan jasa, seperti otomotif, elektronik, properti, gadget, pakaian, perjalanan, dll.
4)    Faktor kelas sosial
Kelas sosial memiliki pengaruh kuat terhadap preferensi seseorang atas mobi, gadget, perabot rumah, pakaian, dll. Banyak perusahaan merancang produk dan jasa bagi kelas sosial tertentu.
5)    Faktor psikografis
Ilmu yang menggunakan psikologi dan demografik untuk lebih memahami konsumen. Dalam faktor ini, para pembeli di bagi menjadi kelompok yang berbeda berdasarkan gaya hidup atau kepribadian atau nilai.

Faktor – faktor seperti yang di sebut kan di atas untuk segmentasi rumah tangga & pribadi. Jika untuk mengidentifikasi karakteristik pasar industri terdapat faktor lain, yaitu :
·         Bidang usaha
·         Daya beli yang di ukur dari volume penjualan, volume produksi dan volume kegiatan



C.    Profil Lain Calon Pembeli

Meskipun calon pembeli yang akan dilayani mempunyai kesamaan – kesamaansecara  umum dari segi usia, penghasilan, pendidikan dan karakteristik lainnya, tetpi akan dijumpai banyak jenis kepribadian yg berbeda diantara calon pembeli tersebut. Sehingga strategi yg seharusnya digunakan untuk calon pembeli yang bersifat extrafert menjadi tidak tepat jika digunakan untuk pembeli yang bersifat introfert. Bahkan tantangan juga muncul saat menghadapi calon pembeli dengankata hati danraut muka yang berbeda.
1.    INTROVERT
Adalah orang – orangyang mempunyai sifat agak pendiem, rajin dan sulit ditebak kata isi hatinya. Dengan kata lain introvert adalah orang yang lebih suka memikirkan dirinya sendiri daripada orang lain. Biasanya mereka sangat analitis dan membutuhkan informasi yang lengkap tentang penawaran dari penjual, tetapi jika dia menganggap wiraniaga yang dating adalah mengganggu dan buang – buang waktu saja maka mereka dapat menghentikan pembicaraan tanpe pemberitahuan, adapun karakteristik – karakteristik dari introfert adalah :
        mereka lebih suka cara – cara yang rasional daripada emosional dan tidak berpengaruh oleh kepribadian wiraniaga
        mereka cermat dalam menerima informasi tetapi sulit memberikan responsi sehingga agak sulit berkomunikasi 2 arah
        mereka merupakan pembeli yang sensitive dan mudah menentang pernyataan – pernyataan yang tidak cocok dengan sikap dasar dan keyakinannya
        mereka mengutamakan kemandirian berpikir dan invidualistis
        mereka lebih suka ersikap formal dan dalam pembicaraan selalu menjaga jarak
dengan adanya sifat – sifat tersebut, para wiraniaga yang dating pada introvert harus benar- benar dapat memahami kemauannya, tidak ditawari produk tetapi ditumbuhkan upaya untuk memperbaiki atau menyempurnakan maksutnya dalam pembelian produk.
2.    Extrovert
Dibandung debgan introvert, ini memiliki sifat – sifat yang berlainan antara lain :

        Mereka suka berbicara dan tidak banyak perhatian terhadap formalitas
        Mereka mudah menanggapi kepribadian wiraniaga ketika mempertimbangkan usulan pembelian
        Mereka berorientasi pada orang (people oriented), artinya selalu berusaha memahami perasaan dari isi hati orang lain serta menghindari sikap menyinggung  perasaan wiraniaga
        Seperti introvert mereka suka didengar sewaktu berbicara, tetapi awal pembicaraannya harus ditangannya
         Mereka lebih berjiwa social dan kurang analitis disbanding introvert
        Mereka suka akan penghargaan – penghargaan yg diberikan kepada orang yg melakukan pembelian
        Mereka suka tertawa dan humor sehingga mudah akrab
        Mereka mudah kena dan terpengaruh oleh sikap yg emosional dan dapat menjadi pengambil  keputusan yang spontan tanpa perencanaan matang
Dari sifat- sifat tersbut dapat disimpukan bahwa orang – orang yang memikirkan orang lain dan cenderung agresif serta suka menolong atau mempengaruhi orang lain karena kepribadiannya sangat menonjol. Kebanyakan orang memiliki sifat dari  kedua jenis extrovert atau introvert tetapi yg penting bagi penjual adalah mengetahui sifat calon pembeli apakah extrovert atay introvert.

3.    PENGGERUTU
orang yg memiliki sifat ini sering mengalami adanya ketidakpuasaan dalam berbagai hal. Umtuk mengadapi calon seperti ini, wiraniaga perlu menentukam sikap , misalnya dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan tentang masalah yang bemar – benar riil. Disamping itu, wiraniaga juga perlu mendengarkan dan member kesempatan pada calon pembeli ini untuk menyesuaikan pembicaraannya.


4.    PROCRASTINATOR
Calon pembeli seperti ini suka menangguh – nangguhkan atau menunda sesuatu, tidak dapat dengan cepat menyelesaikan tugasnya. Dalam hal ini wiraniaga dapat menunjukan bahwa bila calon pembeli itu tidak segera mengambil keputusan, maka ia akan kehilangan manfaat atau peluang baik. Perlu juga dikatakan bahw calon pembeli tersebut sebenarnya memiliki kekuatan dan kemampuan untuk mengambil keputusan sehingga hal – hal atau penawaran yang belum diputuskan  dapat segera diputuskan.

D.    Analisis Transaksional

Analisis transaksional merupakan pedoman baru yang dapat digunakan untuk menentukan jenis calon pembeli serta menentukan strategi penjualan. Setiap orang mempunyai tiga kondisi diri yang menetukan sikap mental orang tersebut. tiga kondisi tersebut adalah:



1.      Ego stage orang tua (Parent)
Ego state orang tua adalah seperangkat pikiran, perasaan, dan perilaku yang kita ‘pinjam’ atau kita pelajari dari orang tua kita atau orang tua lainnya. Ego state orang tua memiliki dua sisi, yakni Orang Tua Pembimbing (Nurturing Parent) dan Orang Tua Pengkritik (Critical Parent). Orang Tua Pembimbing menunjukkan sisi-sisi ‘pemeliharaan’ dari orang tua, misalnya sifat lemah lembut, cinta, pemberian ijin, atau juga pembatasan perilaku dengan pertimbangan kesehatan. Dalam kondisi ini, seseorang cenderung mau mengerti atau memahami orang lain. Lebih dari itu egostages Orang Tua Pembimbing bisa memberikan penilaian yang tegas, bahkan menentukan batas-batas antara yang benar dan salah. Orang Tua Pembimbing mengungkapkan “Anda OK”. Ungkapan yang keluar, bisanya mengekspresikan tindakan, misalnya, “Tidurlah, biar tubuhmu sehat”, atau “Yakinlah, semua akan berlalu dengan baik”.
Sedangkan Orang Tua Pengkritik (Critical Parent/ Prejudiced Parent) merupakan ekspresi pikiran, perasaan dan sikap menghakimi (prejudged). Orang Tua Pengkritik cenderung menyampaikan pesan “jangan”, dan lebih bersifat pengungkapan pendapat atau opini (bukan perbuatan), misalnya “Kamu memang bandel”. Jadi sikapnya ialah “kamu tidak OK”. Nada suaranya cenderung keras, kasar. Gerakan badan cenderung menggurui, misalnya menunjuk orang dengan tangan. Kata-kata yang biasa dipakai, antara lain: harus, jangan, selalu, keterlaluan, tolol, goblok, atau dasar kamu.


2.    Ego state dewasa (Adult)
Ego stage Dewasa (adult) merupakan pusat pemprosesan data kita. Ini merupakan bagian dari kepribadian kita yang rasional, di mana kita mampu menilai fakta-fakta yang kita peroleh melalui indera kita, sehingga dihasilkan sebuah solusi yang masuk akal. Ego stage Dewasa menekankan solusi yang berbasis fakta, bukan berdasarkan asumsi (prejudice) atau emosi kanak-kanak kita. Ciri orang yang sedang berada pada egostagess ini ialah tekanan pada nalar, tidak emosional, dan komunikasi dua arah. Kata-katanya biasanya netral, diplomatis, hati-hati, jelas dan tidak tergesa-gesa. Ekspresi wajah tenang, dan nada suaranya datar. Posisi tubuh seringkali tegak tapi santai.

3.    Ego state Anak-anak (Child)
Egostate Anak-anak (Child) adalah ekspresi sikap, perasaan, dan perilaku sebagaimana kita kanak-kanak dulu. Ego stage ini membantu kita untuk menikmati hidup, karena selalu berorientasi pada hal-hal yang menyenangkan. Tetapi, ego state ini bisa juga menyulitkan ketika kita sedang menghadapi masalah, karena didominasi perasaan.
Ego stage anak-anak bisa dibagi dalam dua bagian, yakni Anak Bebas/ Alamiah (Free Child/Natural Child) dan Anak yang Menyesuaikan Diri (Adapted Child). Free Child ego stage adalah akar dari perasaan dan perilaku spontan. Egostages ini hadir, jika kita mengatakan pada orang lain tentang diri sendiri atau diri yang mengungkapkan apa yang diinginkan dan butuhkan. Hal ini terungkap melalui kata-kata, nada suara, ekspresi wajah, dan juga tindakan spontan dan kreatif, misalnya ungkapan seperti “Wow, asyik banget!”, “Keren”, “Saya bahagia”, atau “Yess!”. Ada luapan emosi dalam pengungkapannya. Dapat juga muncul suatu emosi negatif seperti, marah, takut atau sedih. Egostages ini berorientasi pada diri sendiri (orientasi aku), maksudnya padanya terungkapkan apa yang saya rasakan dan apa yang saya inginkan.
Ego stage Adapted Child adalah bagian dari kepribadian kita, yang kita pelajarai sebagai respon perintah orang tua. Jika seseorang berada pada keadaan egostagess anak ini, ia memberikan suatu tanggapan atau penyesuaian terhadap pengaruh egostagess orang tua yang dimainkan orang lain. Ia dapat melakukan apa yang dikehendaki orang lain (Anak Penurut) atau menolak apa yang dikehendaki orang lain (Anak Pemberontak).
Pada ego stage’Anak Penurut’, seseorang tidak mengungkapkan perasaan sebenarnya. Pada nada suara, misalnya ada suatu rengekan, pada ekspresi tampak wajah yang tersinggung, dan pada kata-kata biasanya terungkap kata-kata seperti “mungkin”, “saya akan mencoba”, “saya tidak yakin”. Seringkali ditandai pula dengan penghindaran kontak mata dan suaranya lirih.
Pada egostages ’Anak Pemberontak’, terungkap gerakan-gerakan yang menunjukkan sikap “peduli amat dengan Anda”. Kemudian kata-kata yang dipergunakan misalnya: “Tidak”, “Bukan”, “Tidak tahu”, atau “Bodo, Ah”. Kata-kata tersebut biasanya pendek dan negatif, disertai mimik yang merupakan kemarahan.


Jumat, 08 Oktober 2010

kependudukan

KEPENDUDUKAN

A.    Definisi Kependudukan
Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang masuk dalam daftar negara yang menyumbang kepadatan penduduk di dunia. Oleh sebab itu, masalah penduduk adalah hal yang krusial untuk bangsa ini.

Namun,Sebelum kita membahas apa yang dimaksud dengan kependudukan lebih jauh, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa yang di maksud dengan penduduk.
Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
1.      Orang yang tinggal di daerah tersebut

2.      Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di tempat tersebut. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.

Sementara definisi dari Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, ciri utama, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi, kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan penduduk tersebut

Oleh sebab itulah,Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu Demografi. Berbagai aspek perilaku menusia dipelajari dalam sosiologi, ekonomi, dan geografi. Demografi banyak digunakan dalam pemasaran, yang berhubungan erat dengan unit-unit ekonomi, seperti pengecer hingga pelanggan potensial.
Banyaknya hal yang berkaitan dengan kependudukan inilah yang mengakibatkan masalah kependudukan semakin kompleks, terutama di negara kita ini.

B.     Masalah yang Timbul dalam Kependudukan
Sebagaimana diketahui, ciri persoalan kependudukan Indonesia adalah kosentrasi lokasi penduduk di daerah-daerah padat, penyebarannya tidak proporsional, rata-rata pertumbuhannya relatif tinggi, dan kurangnya pemahaman bahwa persoalan kependudukan adalah masalah nasional yang multidimensi dan berdampak luas.
a.       Angka kelahiran;
Natalitas( angka kelahiran/ fertilitas) adalah jumlah kelahiran per 1.000 orang tiap tahun.
Beberapa masalah yang terkait antara angka kelahiran dengan SDM, yaitu:

1.      Jika fertilitas semakin meningkat maka akan menjadi beban pemerintah dalam hal penyediaan aspek fisik misalnya fasilitas kesehatanketimbang aspek intelektual.
2.      Fertilitas meningkat maka pertumbuhan penduduk akan semakin meningkat tinggi akibatnya bagi suatu negara berkembang akan menunjukan korelasi negative dengan tingkat kesejahteraan penduduknya.

Jika ASFR 20- 24 terus meningkat maka akan berdampak kepada investasi SDM
yang semakin menurun.

b.      Angka kematian;
Mortalitas ( Angka Kematian)  adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun.
Masalah yang muncul akibat tingkat mortalitas adalah :

1) Semakin bertambahnya Angka Harapan Hidup itu berarti perlu adanya peran
pemerintah di dalam menyediakan fasilitas penampungan.
2) Perlunya perhatian keluarga dan pemerintah didalam penyediaan gizi yang
memadai bagi anak-anak (Balita).
3) Sebaliknya apabila tingkat mortalitas tinggi akan berdampak terhadap reputasi
Indonesia dimata dunia.

c.       Perpindahan penduduk, yang meliputi :
1. Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota.
2. Reurbanisasi, yaitu perpindahan penduduk kembali ke desa.
3. Emgrasi, yaitu perpindahan penduduk ke luar negeri.
4. Imigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari luar negeri ke dalamnegeri.
5. Remigrasi, yaitu perpindahan penduduk kembali ke negara asal.
6. Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari satu pulau kepulau lain dalam satu negara


C.     Penanggulangan dari Kepadatan Penduduk

Ø  Untuk mengatasi kepadatan penduduk, pemerintah menggalakkan program transmigrasi. Adapun jenis-jenis transmigrasi yang ada adalah :

1. Transmigrasi umum, yaitu transmigrasi yang biayanya ditanggung pemerintah ditujukan untuk penduduk yang memenuhi syarat.

2. Transmigrasi spontan/swakarsa, yaitu transmigrasi yang seluruh pembiayaannya ditanggung sendiri. Pemerintah hanya menyediakan lahan pertanian dan rumah.

3. Transmigrasi lokal, yaitu transmigrasi yang dilakukan dalam satu wilayah provinsi.

4. Transmigrasi khusus/sektoral, yaitu transmigrasi yang dilakukan karena penduduk terkena bencana alam.

5. Transmigrasi bedol desa, yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh seluruh penduduk desa berikut pejabat-pejabat pemerintahan desa.

Ø  Untuk mengatur kelahiran penduduk, pemerintah menggalakkan program Keluarga Berencana dalam rangka mencapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Program KB juga mengarah pada catur warga, yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua orang anak. Ternyata program KB di Indonesia berhasil sangat baik dan bahkan dijadikan contoh oleh banyak negara untuk mengatasi masalah kependudukan.

Tiga jenis program perlu digalakkan secara serempak di negara ini, dengan target pemecahan masalah secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Program transmigrasi dengan sasaran daerah-daerah yang tingkat kepadatan penduduknya rendah, keluarga berencana dengan sasaran pasangan usia subur, dan pendidikan kependudukan dengan sasaran generasi muda.

Yang perlu dikondisikan terlebih dulu adalah tertanamnya pengertian bahwa masalah kependudukan adalah masalah nasional. Hal ini bisa ditanamkan lewat jalur pendidikan kependudukan, jalur formal maupun jalur nonformal. Dengan pola pikir dan perilaku yang satu bahasa, maka program transmigrasi, misalnya, bukan hanya diterima sebagai upaya untuk mensejahterakan rakyat yang ditransmigrasikan, tetapi juga disadari sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat di daerah tujuannya, dan lebih dari itu dalam rangka mewujudkan kesejahteraan kehidupan rakyat Indonesia. Program keluarga berencana bukan semata-mata ditempatkan sebagai upaya untuk mengendalikan kelahiran bayi yang terkait kondisi dan kepentingan pribadi atau keluarga, tetapi juga demi kepentingan yang lebih luas dan berdimensi masa depan, yakni kepentingan nasional.
Tanpa menempatkan kepentingan nasional di atas kepentingan lain yang lebih sempit, mustahil masalah kependudukan bisa diatasi.